|
dkr blog : Menyebarnya Hoax di Masyarakat
|
Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi memberikan kemudahan bagi manusia untuk saling bertukar informasi. Jarak tidak lagi menjadi kendala karena teknologi mampu mendekatkan yang jauh. Kejadian dipelosok negeri manapun dalam sekejap mata beritanya bisa beredar di seluruh dunia. Hal ini disatu sisi memberikan manfaat besar dalam kehidupan manusia. Tetapi segala sesuatu selalu memiliki 2 sisi, selalu ada sisi baik dan sisi buruk. Semua ini sangat tergantung kepada tujuan, bagaimana pemanfaatannya dan bagaimana sikap manusia dalam menanggapinya.
Dampak positif dari Media komunikasi dan informasi, terutama media sosial yang dimiliki hampir 80% masyarakat di dunia diantaranya adalah banyak keadilan yang bisa ditegakkan. Banyak hak-hak yang kembali kepada pemiliknya karena ini bisa menjadi salah satu bukti dan sarana menyampaikan kebenaran. Media sosialpun bisa dijadikan tempat menyalurkan aspirasi kepada pemerintah. Hal ini bisa menjadi kontrol sosial bagi setiap kebijakan yang menyangkut harkat hidup orang banyak atau kehidupan bernegara yang diambil oleh pejabat pemerintah.
Sisi lainnya berita bohongpun dengan mudah tersebar, baik yang dilakukan dengan tujuan tertentu, atau terjadi tanpa niat dari pelaku. Dilakukan oleh satu orang atau sengaja dibuat booming oleh kelompok tertentu. Apapun informasi yang disampaikan atas nama kebohongan atau sesuatu yang tidak ada dibuat seakan-akan nyata dikenal dengan kata Hoaks/hoax.
Menurut KBBI Hoaks berarti berita bohong atau berita yang tidak bersumber.
Apa bedanya hoaks dengan istilah yang dahulu kita kenal dengan kabar burung, kabar angin dan istilah lainnya yang digunakan oleh orang-orang terdahulu untuk menyatakan informasi yang tidak benar??
Zaman dahulu berita bohong disebarkan dari orang ke orang dan tidak ada bukti yang menyertai informasi yang disampaikan, hal ini hanya tergantung bagaimana komunikator menyampaikan berita dengan meyakinkan atau tidak kepada komunikan. Sedangkan hoaks merupakn informasi bohong atau tidak benar yang disampikan dengan berbagai cara yang disetting sedemikian rupa sehingga terkesan menjadi sebuah kebenaran. Kebanyakan dari hoaks ini sering diiringi dengan bukti-bukti palsu sehingga meyakinkan banyak orang dan dengan cepat tersebar terutama dijagat maya.
Banyak faktor yang mengakibatkan menjamurnya hoax di masyarakat
- Kurang Bijaknya Penerima Informasi
Penerima informasi sering tidak meganalisis informasi yang mereka terima. Berita yang mereka dengar atau baca akan otomastis mereka percaya jika disertai foto atau video yang notabene bisa saja di rekayasa. Info-info yang disampaikan oleh orang-orang yang mereka kagumi, mereka kenal atau yang mereka anggap sebagai idola juga akan sangat cepat masuk dan diterima.
Kondisi seperti ini tidak bisa semerta-merta disalahkan, karena penerimaan seseorang terhadap informasi juga dipengaruhi oleh kemampuan analisis yang didasarkan kepada usia, pendidikan, pengalaman, pengetahuan, dan hal lainnya. Seperti yang kita ketahui pengguna media sosial di indonesia yang berkontribusi atas menjamurnya berita hoaks adalah anak-anak remaja usia sekolah dan mahasiswa, yang masih dalam tahap mengenal jati diri sehingga sangat muda untuk dipengaruhi. Berita yang mereka anggap benar akan segera mereka share ke semua media sosial yang mereka miliki. Dalam waktu singkat berita hoakspun tersebar.
- Berita Hoaks Yang Sengajar Disebar dengan Tujuan Tertentu
Terkadang berita hoaks ini muncul bukan karena salah presepsi atau kurang memahami situasi tetapi sengaja dibuat dan disebar untuk kepentingan tertentu. Mulai dari kebutuhan promosi, sampai niat buruk mejatuhkan seseorang atau suatu lembaga. Biasanya berita hoaks yang disebar atas dasar kepenting ini terdapat suatu sistem yang mengaturnya. Ada orang-orang yang bertugas untuk menjadikan hoaks yang dibuat menjadi trending dan diyakini kebenarannya.- Tidak Membaca Sebuah Berita Sampai Tuntas
Terkadang kebanyakan masyarakat di Indonesia sering tidak tuntas dalam membaca suatu informasi, biasanya hanya membaca judul dan pengantar di awal saja. Hal ini bisa mengakibatkan kondisi gagal paham atau salah presepsi. Selain itu faktor lain yang mengakibatkan salah pemahaman adalah judul berita sering dibuat hiperbola dan sedikit provokatif dengan tujuan menarik perhatian pembaca, sayangnya pembaca, tidak menyelesaikan bacaannya sampai akhir.
Informasi salah yang ditangkap karena dianggap menarik disebar melalui berbagai media sosial yang akhirnya juga bisa viral.
Menurut KBBI fanatisme adalah keyakinan atau kepercayaan yang terlalu kuat terhadap ajaran (politik, agama, dan sebagainya). Kepercayaan terhadap sesuatu atau mengidolakan seseorang yang berlebihan sering mengakibatkan apapun hal positif yang disebar mengenai hal yang diyakini atau diidolakan menjadi sebuah kebenaran mutlak dimata penggemarnya. Biasanya fanatik terhadap sesuatu terutama dibidang politik pasti tidak pernah berdiri sendiri selalu ada komunitasnya yang berkontribusi ikut menyebarkan hoax yang dibuat terkait dengan tokok, konsep, atau lawan politik sang idola sehingga menyebabkan berita mudah tersebar dengan cepat.
Melihat fenomena menjamurnya hoax terkadang membingungkan banyak orang untuk menilai benar atau salahnya sebuah informasi, karena segala sesuatu terlihat seolah-olah memang benar. Mulai berhati-hati dan menganalisis berita yang diterima tidak asal mengshare sebelum pasti kebenarannya menjadi salah satu penangkal menyebarnya berita hoax.
Mari bijak menangapi berita yang beredar !!
#salamakalsehat
Post a Comment
Post a Comment