Theme images by Igniel

Followers

Total Pageviews

Follow Me

Tengah

Lorem Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Morbi enim nunc faucibus a.

Kiri

Lorem Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Morbi enim nunc faucibus a.

Kanan

Lorem Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Morbi enim nunc faucibus a.

Review Buku : Saatnya Dunia Berubah Karya Ibu Siti Fadilah Supari

3 comments
Sejarah Yang Ditorehkan Oleh Seorang DR. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K)
dkr blog : Saatnya Dunia Berubah oleh Siti Fadilah Supari
 
Baru-baru ini saya menemukan sebuah buku yang sangat luar biasa, yang bisa kita semua jadikan pembelajaran betapa pentingnya menjaga kedaulatan bangsa dalam kondisi apapun. Kita mungkin belum menjadi negara maju yang semua fasilitas kita miliki dan semua hal bisa kita lakukan sendiri, tetapi disaat kita membutuhkan kerjasama dengan negara lain pun, jangan sampai menggadaikan kehormatan bangsa.

Yap ini adalah bulan Maret 2020, dimana diseluruh dunia sedang merebak Pandemi Covid 19, yang disebabkan oleh Corona Virus tidak terkecuali di Indonesia. Dalam rangka melakukan pencegahan agar kasus baru tidak terus bermunculan, dan penyebaran tidak terus berlangsung maka, pemerintah melakukan himbauan agar belajar di rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah di rumah. 

Dalam suasana bekerja dari rumah yang sudah dilaksanakan sejak tangal 17 Maret 2020, ditengah kebosanan dan kekalutan melihat kondisi Indonesia dimana kasus positif terus bertambah, dan diikuti dengan total kematian yang ikut meningkat (Dibandingkan negara lain CFR di Indonesia mencapai 8,8% bisa dibilang sangat tinggi dimana CFR negara lain sekitar 3-4%), tiba-tiba saya dikirimi ebook yang berjudul "Saatnya Dunia Berubah" Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung karya DR.dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K). Ebook ini menjadi salah satu pengisi kegiatan saya saat WFH (Work From Home).

Buku ini mengisahkan, keberhasilan Indonesia dalam hal ini di wakilkan oleh upaya seorang menteri kesehataan dimasanya yaitu DR. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K) dalam mengatasi kasus flu burung dan memperjuangkan keadilan, kesetaraan dan kedaulatan bangsa-bangsa di dunia, khususnya negara-negara miskin dan berkembang untuk mendapatkan haknya sebagai negara yang berdaulat. Selain itu ibu Siti Fadilah juga berhasil mengungkap berbagai intrik tatanan kesehatan di dunia dalam hal ini WHO dan pihak-pihak terkait lainnya tentang ketidakadilan perlakuan yang diberikan dan dialami oleh negara miskin dan berkembang yang selama ini tertutup kabut manipulatif. Konspirasi dalam sistem pengorganisasian kesehatan di dunia yang sangat eskploitatif dan tidak transparan yang berlangsung lama. Memang tak ada yang menyadari, kalaupun ada yang menyadari dan merasakan ketidakadilan tidak ada yang mampu untuk mendobrak semua tembok pembatas yang selama ini terbangun kokoh, yang dilindungi dan didukung oleh negara-negara adidaya dalam keserakahan menguasai dunia.

Kisah luar biasa ini bermula ketika kasus flu burung terdeteksi pertama kali di Indonesia sekitar tahun 2005, dimana 3 kasus pertama ini terdiri dari bapak dan kedua anaknya dengan gejala demam, sesak nafas dan kemudian meninggal dalam waktu yang cepat, setelah beberapa hari kemudian tegaklah diagnosa, dimana penyebab kematian adalah infeksi flu burung yang disebabkan oleh virus H5N1. Mulanya kasus flu burung ini muncul di Vietnam pada tahun 2004, kemudian kasus juga bermunculan di Thailand dan Cina.

Mencegah merebaknya kasus flu burung berbagai upaya dilakukan tentunya juga berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pengadaan obat yaitu Tamiflu dengan nama generik Okseltamivir yang diproduksi Roche. Ketika Indonesia memesan obat ini ternyata stocknya habis karena sudah diborong oleh negara-negara kaya yang bahkan belum memiliki kasus satupun. WHO sebagai badan kesehatan dunia tidak mampu mengatur pendistribusian Tamiflu, dimana pengadaan obat yang produksinya masih terbatas harusnya perlu diperioritaskan untuk negara miskin dan berkembang yang memiliki kasus tapi pada kenyataannya tidak.

WHO juga memerintahkan negara-negara yang mengalami kejadian luar biasa flu burung untuk menyerahkan virus H5N1 ke WHO CC tanpa diiringi konfirmasi diagnosis dan info lainnya mengenai kelanjutan dari pengiriman virus tersebut kepada negara pengirim. Kemudian tiba-tiba munculah vaksin flu burung strain Vietnam yang yang dijual dengan harga tinggi bahkan Vietnam sebagai negara yang punya virus tidak mendapatkan manfaat apapun bahkan harus membeli dengan harga sama dengan pasaran.

Begitu juga Indonesia sempat mengirimkan virus H5N1 yang tidak diiringi pemberian informasi hasil analisis virus, keberadaan virus, dan mau diapakan virus yang telah dikirim??. Kemudian terdengar kabar bahwa virus flu burung strain Indonesia diberikan kepada perusaan vaksin swasta besar milik negara adidaya Amerika Serikat. Sebagai sang pemilik virus tentunya Indonesia yang diwakilkan oleh Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, merasa diperlakukan semena mena dan tidak adil. Picuan ini membuat seorang anak bangsa dengan nasionalisme tinggi menggebrak dunia dan memperjuangkan keadilan dan keterbukaan sistem kesehatan dunia yang diwakilkan oleh WHO. Membawa isu mekanisme virus sharing dan akses terhadap vaksin dan manfaat lain yang bisa dihasilkan dari berbagi virus agar lebih transparan dan menguntungkan semua pihak, Topik ini dibawa dan dibahas di sidang Internasional WHA dan WHO. Apa yang disampaiakan oleh Indonesia membuka mata dan kesadaran negara-negara miskin dan berkembang yang selama ini dimanfaatkan, bahkan virus yang mereka milikipun diambil begitu saja dan dibuatkan vaksin tanpa izin dan pemilik virus tidak mendapatkan manfaat apapun. Hal ini membuka mata banyak negara untuk ikut merombak sistem kesehatan dunia di bawah WHO agar menjadi adil, transparan dan setara dengan tujuan semata-mata untuk peradaban manusia dan kesehatan di dunia. Saling membutuhkan antara negara miskin dan berkembang dengan negara maju. Negara miskin dan berkembang memiliki virusnya dan negara maju dengan teknologinya bisa membuat vaksin tentunya yang punya virus memiliki hak atas vaksin sesuai aturan. Jika semua negara saling bahu membahu, tolong menolong, dengan mekanisme aturan yang transparan dengan prinsip keadilan pasti akan tercipta dunia yang damai dan sejahtera.

Terima kasih ibu Siti Fadilah Supari, atas usaha, perjuangan dan pengorbanan mu untuk Indonesia bahkan dunia. Ibu membawa Indonesia dikenal sebagai negara yang berwibawa dan berdaulat. Usahamu memberikan manfaat dan dampak yang besar bagi keadilan dan kesetaraan bangsa-bangsa di dunia. Semoga apa yang ibu lakukan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang terbaik. Walaupun saat ini negaramu sendiri lupa akan apa yang kamu upayakan, bangsamu sendiri membunuh potensi anak bangsanya, jangan berkecil hati buk. Suatu saat nanti semoga negara ini memahami dan berterima kasih akan upaya besarmu. Bahkan saat ini, saat Pandemi Corona terjadi Indonesia sebenarnya membutuhkan orang-orang seperti mu untuk mengatasi permasalahan ini.

 

Related Posts

3 comments

  1. Semoga ibu diberi kesehatan dan kekuatan..

    ReplyDelete
  2. mari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
    BONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
    BONUS REFERAL 20% seumur hidup.

    ReplyDelete

Post a Comment