Theme images by Igniel

Followers

Total Pageviews

Follow Me

Tengah

Lorem Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Morbi enim nunc faucibus a.

Kiri

Lorem Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Morbi enim nunc faucibus a.

Kanan

Lorem Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Morbi enim nunc faucibus a.

Dimana Nurani Saat Corona Membebani ??? (Stigmatisasi)

1 comment
dkr blog : Pemberitaan Seputar Stigmatisasi Corona


11 Maret 2020 WHO menetapkan Coronavirus Disease atau yang kita kenal dengan COVID 19  sebagai Pandemi. Tidak hanya peningkatan kasus yang melonjak drastis tetapi kasus telah melebar dan menyebar ke berbagai negara di belahan dunia. Tingginya tingkat penyebaran virus dari manusia ke manusia mengakibatkan kasus baru terus bertambah dengan cepat. Korban meninggalpun berjatuhan. Secara statistik tingkat kematian akibat Covid 19 masih rendah jika di bandingkan dengan SARS atau MersCoV sekitar 3%. Tetapi angka 3% menjadi menakutkan jika dikalikan dengan tingginya angka kesakitan akibat mudahnya penularan Covid 19. 

Kenyataan yang dialami dunia, dimana setiap hari kasus terus meningkat, angka kematian terus bertambah bahkan negara-negara majupun ikut lumpuh akibat serangan Corona mengakibatkan munculnya ketakutan bagi semua orang. Memang pada awalnya masih banyak yang menyepelekan karena informasi mengenai Covid 19 yang merupakan self limiting disease yang bisa sembuh sendiri, bisa dicegah dengan rajin cuci tangan, dan menjaga jarak tapi pada kenyataannya???. Data menunjukkan bahwa kasus dengan gejala berat bahkan berakibat fatal ternyata tidak hanya terjadi pada kelompok usia tua dengan komorbid saja tetapi juga mengenai usia muda, tenaga medis dan paramedispun banyak yang menjadi korban. Situasi ini mulai membuat orang-orang ciut.

Ketakutan akan tertular menjadi sesuatu yang wajar, tidak ada yang ingin tertular karena kita tidak tahu reaksi tubuh akan seperti apa terhadap virus corona. Apakah antibodi tubuh akan mampu melawan dan menang atau sebaliknya. Semua orang pasti ingin selamat dari pandemi ini. Tetapi segala sesuatu menjadi tidak wajar saat manusia mulai kehilangan nurani.

Tiba-tiba Corona menjadi stigma di masyarakat. Satu pasien positif terdeteksi pemberitaan menjadi heboh, biodata lengkap pasien tersebar melalui jejaring sosial. Pandangan sinis masyarakat terhadap pasien dan keluarganya menjadi begitu menakutkan, pengucilanpun terjadi. Hal ini hampir terjadi diseluruh wilayah Indonesia. Pemberitaan dan cerita mengenai stigmatisasi ini mulai banyak bermunculan.

Pemberitaan tidak hanya tentang pasien dan keluarganya yang dikucilkan, dokter, perawat dan petugas rumah sakit juga terkena imbasnya. Ada perawat yang diusir dari kos-kosan, ada dokter yang tidak boleh pulang ke rumah oleh warga setempat. Tidak kalah miris jenazah yang di tolak berkali kali untuk di makamkan.

Kita memang dianjurkan menjaga jarak, tetapi jangan sampai kebablasan, kita boleh tidak berinteraksi bahkan memang dianjurkan untuk menjaga jarak dengan siapapun apalagi dengan ODP dan orang-orang yang memiliki peluang besar untuk menularkan, tapi tidak sampai mengusir mereka dari lingkungan.

Harusnya kita bahu membahu untuk melawan Corona, saling peduli, saling menjaga, saling perhatian dengan sesama. Harusnya kita melindungi mereka yang berstatus ODP, atau PDP yang sedang mengisolasi diri, bantu mereka supaya mereka bisa tetap makan tanpa keluar rumah dan tidak menjadi penular bagi yang lain, cukupi kebutuhan gizinya agar mereka bisa segera sembuh. Kita bisa menaroh makanan, vitamin, madu atau bentuk suport lainnya di pagar rumah mereka atau di pintu kosan mereka agar mereka merasakan kepedulian dan kasih sayang sesama. Kita juga bisa ikut memantau mereka agar tidak keluar rumah. Yang sakitpun harus tau porsinya isolasi 14 hari harus benar-benar dipatuhi. Jaga diri agar tidak menularkan kepada yang lain

Petugas medis dan paramedis, mereka adalah pahlawan kita saat ini. Dimana jiwa kemanusiaan kita yang tega mengusir mereka. Harusnya kita memberikan dukungan untuk mereka agar mereka tetap sehat, tetap kuat agar mereka tetap bisa melayani dengan sepenuh hati. Harusnya sebagai tetangga, sebagai sesama manusia kita wajib mendoaakan mereka, membantu mereka jika kita memiliki kelebihan. Kita bisa mengirimi mereka makanan, buah buahan karena mungkin mereka tidak sempat lagi kemana-mana karena sibuk melayani di garda depan.

Jenazah pasien Covid 19 sudah diperlakukan sesuai SOP, penyelenggaraan jenazah diatur sedemikian rupa sehingga tidak akan menjadi penularan bagi yang lain. Bahkan secara teorinya virus tidak akan hidup dan berkembang di inang yang mati. Tidak ada yang perlu di khawatirkan. Dimana nurani kita saat melihat keluarga pasien yang ditimpa musibah harus bertambah kalut karena ulah orang-orang yang tidak punya hati melarang pemakaman. Bayangkan apa yang di rasakan keluarga yang ditinggalkan???

Covid 19 adalah penyakit yang bisa menimpa siapapun, penularannyapun sangat mudah. Ini bukan penyakit akibat tindakan asusila. Jangan memandang hina penderitanya. Jauhi penyakitnya tetapi bukan orangnya. Agar Pandemi ini bisa berakhir kita tidak bisa hidup seperti ini, kita harus saling menjaga dan lebih perhatian lagi dengan lingkungan sekitar. Beberapa orang akan sangat sulit memperoleh pendapatan karena situasi memang tidak seperti biasa. PHK mungkin akan terjadi dimana-mana. Saatnya kita bergerak, saatnya kita berbuat. 

Yang memiliki kelebihan bisa membantu yang berkekurangan. Yang sehat bisa mendukung yang sakit. Yang sakit harus membatasi diri jangan menjadi penular bagi yang lain. Yang dirumah bisa menyemangati yang berjuang. Yang berjuang bisa memberikan pelayanan yang terbaik untuk merawat yang sakit.  Semua bisa kita lakukan tentu tetap dalam kaidah yang di anjurkan yaitu menjaga jarak, menggunakan masker dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Kita bisa menggunakan jasa pengiriman sehingga membantu mereka tetap memiliki pendapatan. Kita bisa saling menanya kabar dengan memanfaatkan teknologi, sehingga silaturahmi tetap terjaga. Bahkan dengan berdiam diri dirumahpun menjadi bentuk bantuan kita untuk sesama dan untuk negeri kita tercinta ini

Mari kita lawan stigma
Mari kita berjuang bersama
Semoga badai Corona segera berlalu
Sehat untuk kita semua
Sehat Indonesiaku



Related Posts

1 comment

  1. mari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
    BONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
    BONUS REFERAL 20% seumur hidup.

    ReplyDelete

Post a Comment