Theme images by Igniel

Followers

Total Pageviews

Follow Me

Tengah

Lorem Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Morbi enim nunc faucibus a.

Kiri

Lorem Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Morbi enim nunc faucibus a.

Kanan

Lorem Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Morbi enim nunc faucibus a.

Legenda Meriam Puntung, Istana Maimun, Medan

2 comments
dkr blog : Legenda Puteri Hijau

Pada zaman dahulu kala, berdirilah sebuah kerajaan yang makmur dan sejahtera. Kerajaan ternama itu bernama Kerajaan Deli. Kerajaan ini berdiri megah di pusat kota yang kita kenal sekarang sebagai Kota Medan. Kerajaan Deli ini dipimpin oleh Raja Sulaiman yang memiliki tiga orang anak. Anak pertama bernama Mambang Jazid, anak kedua bernama Puteri Hijau, dan anak bungsu bernama Mambang Khayali. Setelah Raja Sulaiman wafat, maka Kerajaan Deli dipimpin oleh anak-anaknya yaitu. Mambang Jazid sebagai anak tertua diangkatlah menjadi raja.

dkr blog : Istana Maimun
Dari sekian banyak cerita akan kemasyuran Kerajaan Deli, yang tidak kalah terkenal adalah soal kecantikan puteri kedua Raja Sulaiman yaitu Puteri Hijau. Puteri Hijau memiliki paras yang sangat cantik, selain itu sang puteri memancarkan cahaya hijau dari dalam tubuhnya. Kecantikan sang puteri terkenal seantero nusantara. Raja Aceh pun mendengar kabar akan kecantikan Puteri Hijau. Hanya dari mendengar cerita tentang sang puteri, ia pun jatuh cinta.💕💕

Sang Raja Acehpun yang bernama Mukhayat Syah, tidak mau menyia-nyiakan waktu. Ia dan rombongan besar datang melamar sang puteri. Segala macam bingkisan dan perayaan telah disiapkan dengan matang oleh Kerajaan Aceh. Tapi apa daya gayung tak bersambut, niat baik dari kerajaan tetangga ditolak oleh kedua saudara Puteri Hijau. Mereka menentang keinginan Raja Mukhayat Syah untuk melamar sang adik. Sebenarnya ada alasan yang kuat kakak beradik ini menolak lamaran sang raja, yaitu karena dahulunya Kerajaan Aceh pernah membuat Kerajaan Deli hancur dan terpinggirkan. 

Penolakan yang diterima membuat Mukhayat Syah murka. Kerajaan Aceh pun menyerang Kerajaan Deli. Kerajaan Deli lambat laun mulai tersudut, pertahanan mereka mulai melemah. Demi mempertahankan sang kakak, yang akan di rebut oleh Mukhayat Syah, Mambang Khayali, dengan kesaktiannya berubah menjadi meriam. Meriam yang merupakan jelmaan Mambang Khayali ini menembaki bala tentara Aceh dengan brutal. Pasukan Aceh mulai tersudut, tapi kekuatan meriam ini lambat laun melemah yang pada akhirnya tak mampu lagi memuntahkan bola-bola panas. Mambang Khayali tak mau menyerah dia terus sekuat tenaga menembaki lawan, tapi semangatnya tak mampu membuatnya bertahan, dia mencurahkan sekuat tenaga untuk tetap melakukan perlawanan tapi apa daya sang meriampun patah menjadi 2, 1 kepingan terlempar jauh sampai ke Aceh, sedangkan kepingan lainnya terkapar tak berdaya di area pertempuran 💣💣.

Mambang Jazid mulai menyadari mereka sebentar lagi akan kalah, dia berpesan kepada sang adik, jika mereka kalah dan sang adik dibawa ke Aceh maka sang adik diminta untuk di buatkan upacara sebelum dia menginjakan kaki di tanah Aceh. Raja Mukhayat Syah menyetujui persyaratan sang puteri. Demi menjaga sang puteri agar tidak kabur, dia ditawan dan dibawa dalam sebuah kotak kaca. Dengan kotak kaca sang puteri dibawa berlayar menuju Aceh. Sesampainya di dermaga Aceh, sesuai janji sang raja dengan puteri hijau, sebelum sang puteri turun dari kapal, upacara yang diminta sang puteri dilaksanakan oleh sang raja. Tiba-tiba angin bertiup kencang, petir menyambar, semua orang panik dan secepat kilat seekor naga jelmaan sang kakak Mambang Jazid membawa kabur sang puteri. Mereka menghilang melesat di lautan dan cuacapun kembali tenang. Tinggallah Mukhayat Syah, terdiam dan bersedih menyaksikan apa yang terjadi, puteri impiannya menghilang sebelum sempat bersamanya. 😢😢


Demikianlah Dongeng Puteri Hijau, yang merupakan asal mula meriam puntung yang disimpan di Istana Maimun, Medan. Sampai sekarang potongan meriam itu masih dijaga dan dirawat oleh Keturunan Raja Deli, dan warga Medan sebagai warisan budaya.

dkr blog : Meriam Puntung Istana Maimun, Medan

 Sekian Dongeng Kita hari ini.... sampai jumpa di dongeng-dongeng berikutnya.. 😀😀😃

Related Posts

2 comments

  1. Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*E*W*A*P*K / pin bb D87604A1
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

    ReplyDelete
  2. Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
    mampir di website ternama I O N Q Q
    paling diminati di Indonesia,
    di sini kami menyediakan 5 permainan dalam 1 aplikasi
    ~bandar poker
    ~bandar-q
    ~domino99
    ~poker
    ~bandar66
    segera daftar dan bergabung bersama kami.Smile
    Whatshapp : +85515373217

    ReplyDelete

Post a Comment