Theme images by Igniel

Followers

Total Pageviews

Follow Me

Tengah

Lorem Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Morbi enim nunc faucibus a.

Kiri

Lorem Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Morbi enim nunc faucibus a.

Kanan

Lorem Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Morbi enim nunc faucibus a.

Gambaran Diabetes Melitus di Indonesia

Post a Comment

Gambaran Diabetes Melitus di Indonesia
Gambaran Diabetes Melitus di Indonesia


SITUASI 
  • Prevalensi DM pada penduduk Usia ≥ 15 Tahun (Berdasarkan diagnosa dokter 2%)
  • Prevalensi DM Menurut kelompok umur berdasarkan diagnosa dokter 
    • 15-24 : 0,1% 
    • 25-34 : 0,2%
    • 35-44 : 1,1%
    • 45-54 : 3,9%
    • 55-64 : 6,3%
    • 65-74 : 6,0%
    • 75+     : 3,3%
  • Prevalensi DM berdasarkan pemeriksaan darah menurut konsensus Perkeni 2011 : 8,5%
  • Prevalensi DM berdasarkan pemeriksaan darah menurut konsensus Perkeni 2015 : 10,6%
  • Prevalensi DM Menurut kelompok umur berdasarkan pemeriksaan darah Konsensus 2011 dan 2015
    • 15-24 : 1,6%   dan 2,0%
    • 25-34 : 2,8%   dan 4,1%
    • 35-44 : 6,6%   dan 8,6%
    • 45-54 : 11,5% dan 14,4%
    • 55-64 : 15,6% dan 19,6%
    • 65-74 : 15,1% dan 19,6%
    • 75+     : 13,5% dan 17,0%
  • DM mengakibatkan tingginya angka kematian (Urutan 3 terbesar) 
  • Mengakibatkan kematian dan disabilitas (Urutan 4 terbesar)


FAKTOR RISIKO

Faktor risiko dikelompokan menjadi yang bisa diubah dan yang tidak bisa di ubah.

  • Faktor risiko yang tidak bisa diubah meliputi : 
    • Umur, 
    • Jenis Kelamin dan 
    • Genetik
  • Faktor risiko yang bisa diubah meliputi faktor risiko perilaku diantaranya : 
    • Pola makan yang tidak sehat dan seimbang (Tinggi konsumsi gula, garam, lemak (GGL), 
    • kurang konsumsi sayur dan buah), 
    • Kurang aktivitas fisik, 
    • Merokok, 
    • Konsumsi alkohol, 
    • Obesitas umum, 
    • Obesitas sentral, 
    • Hipertnesi

PERMASALAHAN

  • Lambatnya penanganan kasus DM yang berdampak pada terjadinya komplikasi dan kematian dini, yang diakibatkan oleh kasus lambat terdeteksi
  • Hanya 3 dari 10 penderita PTM termasuk DM yang mengetahui diri mereka sakit
  • Dari 3 orang yang terdeteksi hanya 1 yang berobat secara teratur, sehingga banyaknya kasus DM yang tidak terkontrol akibat tidak mendapatkan pelayanan sesuai standar
  • Diantara kasus DM yang tidak berobat secara teratur bisa diakibatkan oleh kunjungan ke fasyankes yang tidak sesuai jadwal atau tidak meminum obat sesuai dengan anjuran dokter 
  • Alasan tidak rutin minum obat/suntik insulisn : merasa sudah sehat ( 50,4),  tidak rutin berobat ke fasyankes ( 30,2),  minum obat tradisional ( 25,2), Sering lupa ( 18,8), Tidak tahan efek samping obat ( 12,6), tidak mampu beli obat secara rutin ( 8,5)
  • Tingginya beban biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan DM (6,5 T pada tahun 2020)
  • Meningkatnya prevalensi faktor risiko merupakan ancaman yang nantinya akan berdampak pada semakin tingginya peningkatan kasus DM di Indonesia

PESAN
  • Pentingnya deteksi dini untuk meminimalisir resiko terlambatnya penanganan penderita DM akibat terlambat terdeteksi
  • Penerapan Pola hidup PATUH bagi penderita DM sesuai jargon yang telah di promosikan oleh Dit, P2PTM 
    • P : Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
    • A : Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
    • T : Tetap diet dengan gizi sehat dan seimbang
    • U : Upayakan aktivitas fisik dengan aman
    • H : Hondari asap rokok, alcohol dan zat karsinogenik lainnya
  • Pentingnya promosi kesehatan untuk meningkatkan awareness dan kemandirian masyarakat untuk menerapkan pola hidup CERDIK dan PATUH


Related Posts

Post a Comment