Perjalanan Ke Semarang Menggunakan Kereta Api

Suasana di dalam Kereta Api Argo Bromo Anggrek

Suasana di dalam Kereta Argo Bromo Anggrek

Ternyata Pandemi COVID-19 tidak menyurutkan niat orang-orang untuk berpergian, terbukti dengan bandara, stasiun, tempat-tempat umum tetap dipadati oleh massa. Mungkin karena sudah terlalu lama berada di rumah dan pergerakan terbatas membuat orang-orang mulai bosan. Setalah hampir 2 tahun pandemi masih berlangsung kondisi terlihat mulai terkendali maka keinginan untuk berliburpun semakin besar. Alhasil bookingan tiket penerbangan, kereta api dan hotelpun mulai penuh. Kami yang mendapat tugas ke Semarang dari kantor tidak kebagian tiket pesawat, akhirnya kereta apipun menjadi pilihan.

Melihat jadwal kereta api sepertinya waktu tempuh semakin cepat di bandingkan dengan waktu-waktu sebelumnya. Perjalanan dari Stasiun Gambir, Jakarta ke Stasiun Semarang Tawang hanya membutuhkan waktu kurang lebih 5 Jam. Saat itu kami memutuskan memilih kereta Argo Bromo Anggrek Eksekutif.

Sesampainya di Stasiun Gambir, ternyata cukup padat dan ramai. Berhubung barang bawaan kami banyak maka kami menggunakan jasa porter sekalian berbagai rezeki dengan bapak-bapak porternya :). Sebelum masuk ke ruang tunggu jangan lupa untuk mencetak borading pass atau tiket kereta api. Untuk cetak tiket ini dilakukan secara mandiri, di mesin checkin counter. Cara cetaknya mudah cukup memasukkan nomor booking kereta api lalu silahkan pilih checkin dan cetak.

Setelah cetak boarding pass, sebelum memasuki ruangan tunggu akan ada pemeriksaan suhu sesuai protokol kesehatan dan pemeriksaan tiket. Setelah suhu diperiksa kita akan diarahkan mengantri untuk pemeriksaan tiket. Di sini kita perlu mengeluarkan tiket dan KTP, petugas akan melihat kecocokan data antara KTP dan tiket serta melakukan scanning tiket. Selanjutnya kita bisa bersantai menunggu kereta di ruang tunggu, lebih tepatnya bukan ruang sih 😄, tetapi tempat duduk yang disedikan di peron kereta.

Menunggu tidak terlalu lama, akhirnya Argo Bromo Anggrekpun datang. Kamipun memasuki gerbong kereta yang bersih, semua diwajibkan menduduki kursi sesuai dengan yang tertera di tiket. Sedikit berbeda dari dugaan ternyata kelas eksekutif dari kereta ternyata tidak terlalu besar dan lapang, terbilang cukup pas-pasan. Beberapa tahun yang lalu saya juga pernah naik kereta kelas eksekutif ke Yogyakarta, saya merasa waktu itu cukup langgar dan besar untuk area kakinya. Mungkin beda kereta beda layout gerbongnya.

Karena waktu tempuh yang berjam-jam kemungkinan penumpang akan lapar, haus, ataupun bosan, maka PT KAI juga memberikan solusi dengan menyediakan makanan dan minuman berbayar jika penumpang ada yang ingin memesan. Jadi tidak disediakan secara gratis, tiket yang kita bayar tidak termasuk sncak atau konsumsi. Jika memesan makanan kita bisa makan di kursi masing-masing atau jika mau silahkan makan langsung di gerbong restorannya.

Sejak pandemi kita diberikan sanitasi kit, yang isinya masker dan hand sanitizer secara gratis. Disetiap gerobong juga ada toilet yang bersih jadi aman untuk penumpang yang ingin ke kamar kecil.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih lima jam yang dihabiskan dengan tidur dan bermain handphone, karena perjalanan dimalam hari jadi tidak bisa menikmati pemandangan, kamipun sampai di Semarang. Pemberhentian kereta di setiap stasiun sepertinya tidak terlalu lama, jadi sebelum turun sebaiknya bersiap terlebih dahulu, dan barang-barang yang dibawa jangan sampai ada yang ketinggalan.

Ternyata pengalaman naik kereta api lumayan seru. Selama perjalanan kita bisa menghabiskan waktu melihat pemandangan jika perjalanan di siang hari atau sekedar tidur dan bermain HP. Jangan khawatir jika baterai hp akan habis karena di setiap kursi sudah disedikan colokan listrik. Dia bagian lengan kursi juga disedikan meja yang bisa dikeluarkan, jadi bisa untuk meletakan laptop atau makanan. Kursi juga bisa diatur kemiringannya disesuikan dengan kenyamanan masing-masing. Tapi ingat saat mengatur kemiringan kursi jangan sampai keterlaluan perhatikan juga kenyamanan penumpang yang ada di belakang kita.