Peringatan Hari Diabetes Nasional 2021 |
Kementerian Kesehatan pada tahun 2021 ini memperingati Hari Diabetes Nasional yang jatuh pada tanggal 18 April ini dengan mengadakan temu media. Kegiatan ini ditujukan untuk mengedukasi masyarakat dengan menyediakan informasi yang benar dan lengkap yang mudah diakses dengan perantara media. Tema peringatan hari Diabetes Nasional tahun 2021 adalah "Deteksi Dini, Pencegahan Primer dan Pelayanan Paripurna Diabetes"
Sebenarnya tidak banyak masyarakat yang tahu kapan tepatnya peringatan hari diabetes nasional karena Hari Diabetes yang selalu diperingati secara besar-besaran adalah Hari Diabetes Dunia yang jatuh pada tanggal 14 November dimana peringatannya dekat dengan Hari Kesehatan Nasional sehingga gaungnya lebih besar.
Pelaksanaan temu media ini dilakukan secara virtual karena masih tidak memungkinkan untuk mengadakan kegiatan yang melibatkan banyak orang secara offline yang diakibatkan oleh Pandemi COVID-19 yang masih belum berakhir. Temu media ini direncanakan akan di buka langsung oleh Wakil Menteri Kesehatan RI, Bapak dr. Dante Saksono Harbuwono SpPD, PhD, KEMD. Kemudian acara akan dilanjutkan dengan sesi paparan dari narasumber. Temu media ini mengundang narasumber yang ahli dibidangnya yaitu Ketua Umum PB PERKENI (Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia yaitu Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD yang akan membawakan materi dengan judul "Pentingnya Deteksi Dini, Intervensi, dan Pencegahan Primer Diabetes Melitus". Terjadinya peningkatan prevalensi Diabetes pada anak membuat masalah ini perlu disosialisasikan lebih masif lagi oleh sebab itu juga diundang narasumber dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) yaitu dr. Muhammad Faizi, Sp.A(K) yang akan membawakan materi dengan judul "Apa yang Perlu Diketahui Tentang Diabetes pada Anak?"
Narasumber Peringatan Hari Diabetes Nasional |
Banyak dari masyarakat Indonesia masih belum terinformasi dengan baik tentang Diabetes Melitus. Terbukti dengan pola konsumsi di Indonesia yang masih tinggi gula, garam, dan lemak serta perilaku sedentary atau malas gerak yang merupakan salah satu faktor risiko DM Tipe 2. Kurangnya partisipasi untuk melaksanakan deteksi dini faktor risiko PTM yang mengakibatkan banyaknya masyarakat terlambat mendapat pengobatan DM karena terlambat atau tidak menyadari diri mereka ternyata sudah menderita DM. Selain itu penderita DM sering merasa baik-baik saja karena tidak menunjukkan gejala yang mengganggu sehingga penderitanya tidak meminum obat secara teratur atau tidak mengikuti anjuran dokter untuk merubah pola hidup. Hal seperti ini sangat berpotensi mengakibatkan komplikasi atau kondisi yang lebih parah.
Diabetes pada anak juga perlu mendapatkan perhatian lebih karena banyak orang tua diluar sana yang masih kurang terinfo dengan baik soal ini. Data menunjukkan peningkatan jumlah kasus DM pada anak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ini perlu mendapat perhatian karena anak adalah generasi penerus bangsa yang harus sehat, cerdas, dan penuh semangat.
Diharapkan temu media ini bisa menjadi kerjasama yang baik antara Kementerian Kesehatan dan media sebagai perpanjangan tangan untuk menyebarluaskan informasi yang benar dan lengkap untuk mengedukasi masyarakat. Semakin banyak informasi yang tersedia maka masyarakat akan semakin mudah mengakses dan mendapatkan informasi yang benar dan lengkap. Masyarakat bisa menemukan berbagai informasi ini diberbagai kanal media baik cetak, elektronik, media konvensional maupun online itulah yang menjadi salah satu tujuan dari kegiatan ini. Kegiatan ini semoga bisa membuat masyarakat yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tahu menjadi mau, dan mampu untuk mengambil bagian dalam pencegahan dan pengendalian diabetes untuk dirinya, keluarga, dan lingkungan sekitar.
Salam Sehat Indonesiaku !!!
Post a Comment
Post a Comment